Sabtu, 06 Agustus 2016

Lebih Giat Melatih Diri 07



Momen Untuk Lebih Giat Melatih Diri
Bagian 7

Dalam Buddha Dharma yang terpenting adalah sila, samadhi dan prajna. Seorang praktisi pertama-tama harus mengamalkan sila, barulah mencapai samadhi, dengan hati yang tenang takkan muncul bentuk-bentuk pikiran atau khayalan.

Dengan melafal Amituofo, lama kelamaan akan mencapai samadhi, dengan tercapainya samadhi barulah muncul prajna (kebijaksanaan). Kalau kita melafal Amituofo belum mencapai samadhi, lantas bagaimana mungkin bisa muncul prajna? Maka itu saat sekarang masih begitu kebingungan dan ceroboh.

Kalau belum singgah di kedai Konfusius, baik bagi anggota Sangha maupun umat awam, terlebih dulu hendaknya mempelajari Empat Klasik (the Great Learning, the Doctrine of the Mean, the Analects of Confucius dan Mencius), seperti yang disebutkan di dalam Daxue (the Great Learning) : “Setiap manusia memiliki etika moral yang bersinar terang, lalu menyebarluaskannya pada orang lain, sehingga setiap insan dapat mengenyahkan kejahatan dan menimbun kebajikan, bahkan senantiasa mengembangkan dan menyempurnakannya, sehingga menjadi kebajikan yang sempurna dan selamanya takkan berubah. Setelah kebajikan ini jadi sempurna, barulah pikiran memiliki kekuatan samadhi; setelah memiliki kekuatan samadhi, barulah pikiran dapat jadi tenang, takkan sembarangan berkeliaran; setelah pikiran jadi tenang dan tidak berkeliaran, barulah pikiran dapat terfokus dan tenteram; setelah pikiran jadi terfokus dan tenteram, barulah dapat menangani urusan dengan bijaksana; bila dapat berpikir bijaksana barulah dapat mencapai kondisi batin kebajikan yang sempurna”. Ini serupa dengan yang disebut di dalam Buddha Dharma sebagai sila, samadhi dan prajna.

Pada masa itu, praktisi yang belajar Ajaran Buddha lebih mudah berhasil daripada orang jaman sekarang, tempo dulu godaan akan lima nafsu (harta, rupa, ketenaran, makanan, tidur) masih belum sedahsyat jaman sekarang ini.

Untuk menfokuskan pikiran diperlukan samadhi, praktisi sekalian sudah belasan tahun melafal Amituofo, mulut anda memang melafal Amituofo, namun pikiran tak terfokus, Guru Sesepuh berkata : “Mulut melafal Amituofo tapi pikiran berkeliaran, meskipun sampai tenggorokan pecah juga sia-sia”.

Giat melatih diri adalah ditujukan untuk mencapai samadhi, semua aliran juga bertujuan mencapai samadhi, ibarat permukaan air haruslah tenang barulah dapat memantulkan bayangan dengan jelas, sedangkan pintu Dharma lainnya sulit untuk mencapai samadhi, hanya dengan melafal Amituofo barulah mudah untuk mewujudkannya.  

Petikan Ceramah Upasaka Li Bing-nan
Pada Tahun Baru 1979 Masehi
Disusun oleh : Majalah Bulanan Minlun


()

佛法最要緊的是戒、定、慧三無漏學,學佛的人要先守戒,守戒後生定,定就是把心收攝起來,不起妄念了。念阿彌陀佛攝心,就是要你得定,念久了就有定,有定才開智慧。我們念佛不得定,怎麼開智慧?所以現在還這麼糊塗。

沒打倒孔家店前,出家或在家人都讀四書,四書之大學有說:「大學之道,在明明德,在親民,在止於至善。知止而后有定,定而后能靜,靜而后能安,安而后能慮,慮而后能得。」這就是佛法的戒定慧三學啊!那個時候的人學佛比現在容易得多,從前被中國財色名食睡迷住,現在還多了洋財色名食睡,中外夾雜,層層加厚,迷關更打不破了。

攝心就是要定,同修念佛十幾年,你是嘴念佛,心攝不住,祖師說:「口念彌陀心散亂,喊破喉嚨也枉然。」真用功是要求定,任何宗派都是要求定,如水要靜止才照得清楚,而其他的法門不容易得定,只有淨土念佛法門容易做。

文摘恭錄 :
正是用功時節
李炳南老居士講述
民國六十八年元旦慎齋堂開示
明倫月刊社整理