Senin, 25 Juli 2016

Pandangan Benar 17



Pandangan Benar dan Pandangan Sesat
(Bagian 17)

Saat itu ada seorang Sramana yang bernama Hui Ji (konon adalah jelmaan Bodhisattva Avalokitesvara) datang ke gunung dan melakukan penghormatan pada Fu Xi (Bodhisattva Maitreya). Bodhisattva Maitreya membabarkan pada Sramana ini tentang Dharma Anuttara-samyak-sambodhi. Kemudian Hui Ji menyebarluaskan Dharma ke seluruh pelosok, sambil berkata : “Pertapa Fu Xi adalah jelmaan Bodhisattva Maitreya”.

Bodhisattva Maitreya yang selama ini mengajar di sepasang pohon di kaki gunung, merasa bahwa penyebaran ajaranNya masih tidak luas, sehingga berniat masuk ke istana untuk menyebarluaskan Buddha Dharma. Lalu mengutus muridnya pergi ke istana untuk mengantar surat kepada Kaisar Liang Wu-di.

Kaisar mengundang Bodhisattva Maitreya ke ibukota, mendengar kabar bahwa Bodhisattva memiliki kemampuan gaib, sengaja menyuruh pengawal istana untuk mengunci gerbang istana, menguji bagaimana cara Bodhisattva masuk ke dalam istana.

Bodhisattva mengetahui hal ini, maka itu sebelumnya sudah mempersiapkan dulu sebuah palu kayu, sesampainya di gerbang istana, Beliau menggunakan palu kayu mengetuk pintu gerbang istana, lalu pintu terbuka dan Bodhisattva langsung masuk ke dalam aula istana.

Kaisar Liang Wu-di bukan hanya meyakini Ajaran Buddha dan merenovasi vihara, mempersembahkan dana makanan kepada Sangha, menyalin sutra, bahkan sering mengadakan kegiatan ceramah Dharma.  

Suatu hari, Kaisar Liang Wu-di hendak memberi ceramah Dharma, sengaja menyisakan satu tempat khusus buat Fu Xi. Ketika kaisar memasuki ruang kebaktian, seluruh hadirin dan petinggi istana, langsung berdiri menyambut kedatangan kaisar, hanya Fu Xi yang masih duduk di sana dan tidak bergerak, salah seorang pejabat menteri bertanya padanya : “Kenapa anda tidak berdiri memberi hormat?”

Bodhisattva menjawab : “Tanah Dharma kalau bergerak, semuanya jadi tidak aman”.   

Setelah Bodhisattva masuk ke istana, Kaisar Liang Wu-di memohonNya untuk membabarkan Sutra Intan.

Almanak Tian Jia Tahun ke-10, Songshan meninggal dunia, Bodhisattva mengumpulkan siswa-siswaNya lalu berpesan : “Songshan telah pulang ke Surga Tusita menanti diriKu, Saya juga tidak bisa tinggal lama di dunia ini”.

Lalu berkata pada siswaNya yakni Pu Jian dan Pu Cheng : “Saya datang dari surga tingkat ke-4 dari Kamaloka demi menyelamatkan para makhluk, kalian harus menjaga karma yang dilakukan melalui tubuh, ucapan, pikiran, giat melatih Enam Paramita, menjalani Dharma Pertobatan, menghindari jatuh ke tiga alam penderitaan”. Selesai berkata, Fu Xi meninggal dunia dalam usia 73 tahun.

Dipetik dari :
Ceramah Master Wen Zhu 
Judul : Pandangan Benar dan Pandangan Sesat


正見與邪見
 (十七)

時有沙門,名慧集(傅說是觀音大士應身)入山執弟子禮。大士為說無上菩提道法。之後,慧集到處弘法,皆言:「傅大士是彌勒菩薩應身。」大通五年,大士以雙樹僻處教化不廣,想到皇宮弘揚佛法。遣弟子傅唯奉書於梁武帝。帝召大士入京,聞傅翕有神異,先命侍者,遍鎖宮門,測驗大士如何入宮。大士心知,特備木槌一隻,到已,用木槌扣打一門,餘門盡開,大士直入宮殿,唱拜不拜。武帝問:「師事從誰?」答:「從無所從,師無所師,事無所事。」武帝不但信佛修寺,齋僧、寫經,還時集聚講經。一日,帝昇座講經,特為傅大士設一座。帝入,公卿大臣,皆起座迎禮,唯大士端坐不動,中丞大夫問:「大士何不起立?」答:「法地若動,一切不安。」

大同五年,復入京都,武帝請講金剛經,大士升座,揮案一拍,便下座,帝為之諤然。問:「陛下會否?」答:「不會。」天嘉十年,嵩山頭陀於柯山靈岩寺入滅,大士集諸弟子言:「嵩山已還兜率待我,我也不能久住世間。」於是作還源詩十二首,並對其子普建、普成言:「我從第四天來,為度眾生故,汝等慎護三業,當精勤六度,行懺悔法,免墮三塗。」言畢入滅,世壽七十三。

节录自 :